Jumat, 06 Mei 2011

DINAMIKA KREATIVITAS. sebuah asumsi mengenai proses kreativitas


Dinamika Kreativitas
Sebuah Asumsi mengenai proses kreativitas dalam penemuan hal-hal baru.
Oleh : Dhany Rupawan
 
Saya sepakat dengan pandangan yang mengatakan bahwa kreativitas adalah pelanggaran yang baik. Seorang seniman yang melakukan sebuah proses kreativitas, dituntut untuk menemukan hal-hal yang baru berdasarkan teori-teori yang telah ada atau belum ada teori sama sekali yang mendukung gagasannya. 

Dalam hal ini tentunya ada proses komunikasi dialektika gagasan dari seniman dan penikmat seni yang melibatkan  kode (Code) dan pesan (message). Menurut Umberto Eco dalam buku Semiotika Komunikas karangan alex sobur, menyatakan bahwa meskipun kode mengontrol penyampaian pesan, aka tetapi pesan itu sendiri dapat merestruktur kode yang member peluang bagi kreativitas bahasa. Orang dapat merestruktur ekspresi maupun isi pesan mengikuti kemungkinan-kemungkinan dan kapasitas pengkombinasiannya yang dinamis.

Proses komunikasi dapat menciptakan semacam diskursus baru. Yaitu ketika ekspresi atau isi komunikasi betul-betul baru dan belum terumuskan oleh kode yang telah ada sebelumnya , sehingga menuntut untuk lahirnya sebuah kode baru.

Sebuah situasi diskursus dapat kita lihat dalam sebuah proses kreativitas seorang seniman yang menuntut adanya perubahan aturan. Sorang pelukis misalnya, dalam proses komunikasi gagasannya diharuskan menemukan sebuah fungsi-tanda yang baru. Akan tetapi, oleh karena setiap penggunaan fungsi-tanda diatur oleh sebuah kode, maka pelukis tesebut harus mengusulkan sebuah kode baru. Untuk mengusulkan sebuah kode tentunya mengusulkan sebuah ‘korelasi’ atau keterhubungan. Dan setiap korelasi  tersebut berdasarkan pada sebuah ‘Konvensi’ atau kesepakatan. Akan tetapi oleh karena konvensi terhadap gagasan tersebut belum ada, maka pelukis tersebut harus melandasi korelasi gagasannya berdasarkan konvensi baru.

Proses dinamika bahasa ini sebagaimana yang diuraikan diatas hanya dimungkinkan ketika system bahasa dan proses penggunaan tanda secara social merupakan sebuah ‘spiral’ yang satu sama lain saling mendinamisasi sehingga menciptakan sebuah system bahasa yang selalu siaga terhadap berbagai situasi atau lingkungan baru, yang menuntut adanya perubahan. namun perlu diingat juga bahwa proses dinamika bahasa tersebut bukanlah hal yang semena-mana, oleh karena produk akhir dari setiap perubahan system adalah konvensi baru yang merupakan produk social dari bahasa.